Berikut link Blogger yang copas sejarah Kertosono tanpa menyertakan linkBahkan Potingan Sejarah Kertosono di Wikipediapun juga menukil dari blog saya, hahaha :D
Sejarah Kertosono lihat artikel aslinya dengan milik saya "Sejarah Kertosono"
tapi saya bangga sebagai anak asli kertosono, menandakan Kota ini semakin berkembang memang sih belum maju karena pihak dari pemerintahan Kertosono belum terlalu peduli dengan masalah pengembangan disektor Industri dan UKM.
Ah kog ngantur masalah lain sih :D, nah pembahasan ini kali ini mengenai Kertosono sebagai Kota Transit.
Kota Kertosono sebagai Kota Transit
Kota Kertosono merupakan sebuah kecamatan, dinamakan kota karena jumlah penduduknya sudah masuk kategori kota, namun dinamakan kecamatan karena masih dibawah kabupaten Nganjuk, Kertosono merupakan pertemuan 3 arus utama pulau jawa bagian Timur, Arus jalur darat, adanya stasiun besar Kertosono merupakan penunjang utama, stasiun dengan skala besar, semua kereta apa yang masuk atau keluar daerah jawa bagian timur harus melewati Stasiun besar kota kertosono, Begitu juga untuk jalan raya, jalan raya yang menghubungkan antar provinsi ini, sedangkan tiga arus menghubungkan antara Madiun - Surabaya, Surabaya - Tulungagung, Madiun - Lamongan. dan sebaliknya.
Sehingga banyak penumpang yang berhenti di kota Kertosono, sekedar untukistirahat atau mencari kendaraan umum, sehingga Kertosono dapat disebut sebagai Kota Transit, dimana banyak perputaran lalu lintas.
Hubungan Budaya Ngopi Dengan Kota Transit
Hasil berbincang - bincang saya dengan tukang kopi (TK) di terminal Baru Kertosono.
Saya : "Bu Koq bisa buka warung disini (terminal), emangnya gak sepi?'
TK : "kalau sepi sih yah gak terlalu, karen disini, banyak penumpang yang cuma sekedar istirahat"
Saya : "Koq malah banyak di pinggir jalan raya Kertosono dibandingkan terminalnya sendiri?"
TK : "memang, soalnya kendaraan umum lebih sering berhentinya dilampu merah, selain tempatnya strategis banyak penumpang yang lebih memilih naik bus (kendaraan Umum) dilampu merah karena lebih mudah. Begitu juga ketika turun kendaraan"
Saya : "Koq bisa banyak warung kopi bu?"
TK : "Yah kalau para penumpang ini istirahat mereka lebih sering pesan kopi diwarung saya"
Saya : "Kenapa koq Kopi?"
TK : "Karena kopi bisa ngilangin ngantuk sama capek setelah berkendara jauh"
Nah dari situlah dapat ditarik sebuh cerita pendek Hubungan budaya Ngopi di Kota Transit ini.
Bahwasanya merebaknya warung kopi (warkop) ini karena banyaknya orang atau penumpang yang istirahat di Kertosono sembari oper kendaraan ataupun istirahat, sehingga banyak masyarakat Kertosono yang memanfaatkan kesempatan ini dengan membuka warung kopi disepanjang jalan sebagai tempat istirahat.
Mengapa koq pilih kopi?, Memang sudah tidak dipungkiri kopi merupakan minuman alami yang terbuatdari jenis biji - bijian, selain itu kopi memiliki senyawa caffein yang berfungsi sebagai stimulant tubuh yang dapat menghilangkan rasa capek dan kantuk ketika berkendara atau beraktifitas.
Ngopi Ajang Kongkow murah. |
Budaya ini juga menjamur dikalangan anak muda Kertosono sendiri sebagai ajang kongkow dengan teman, sehingga setiap malam warkop - warkop yang strategis banyak terlihat kumpulan anak muda, selain itu budaya ngopi sendiri termasuk ajang kongkow yang murah karena di kertosono sendiri harga secangkir kopi berkisar 1000 - 2000 rupiah. Tak lupa sekarang warkop di Kertosono lebih Modern, adanya Akses Wi-Fi, tempat
Nyaman, dan Pemandangan jalan yang ramai juga sebagai penunjang menjamurnya budaya Ngopi.
Saya sendiripun untuk ngopi hanya sekedar ajang kumpul teman, ataupun mencari refresing. Karena memang suasana yang tepat sebagai ajang kumpul bareng.