ILHAM ABI MANYU melawan KAPITALISME |
Saya masih berumur 18 tahun hingga tulisan ini saya tulis, kelas tiga SMA. Bukan berarti masa - masa SMA itu dikatan penuh dengan istilah kesenangan remaja, selain itu saya harus terus menambal biaya pendidikan yang ada. Dengan uang SPP sekolah sebesar 65 Ribu belum yang lainnya, keperluan Admnitrasi. Lumayan memberatkan keluarga saya, karena memang saya masih punya dua adik lagi yang harus di hidupi oleh kedua orang tua saya.
Dimulai sejak itu saya berfikir untuk terus meneruskan massa abu - abu putih saya, mulai dari kelas XI SMA saya harus cari BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin), sepertinya lumayan karena memang pada kelas XI semester satu dan dua uang SPP saya diringinkan walaupun tidak 100%. Tapi semua kekurangan itu bisa saya tutupi dengan Tabungan yang saya peroleh dari hasil Juara Jurnalist Blog Contest yang saya jadikan modal untuk berjualan Pulsa.
Namun untuk kelas XII mendekati kelulusan, ini adalah jalan paling terjal, karena memang BKSM yang saya peroleh tiba - tiba entah kemana, dan menyesalnya lagi orang yang lebih mampu yang mendapatkannya coba saya diskripsikan anak* tersebut (Pekerjaan orang tuanya Juragan Hewan ternak, Semua yang dimilikinya selalu Bermerk tinggi, Gengsi Tinggi), Nah dimulai dari situ saya mulai tidak percaya dengan birokrasi dalam pengelola BKSM tersebut.
Namun kembali pada pepatah lama "Tidak ada Kata Putus Asa", Akhirnya saya berinisiatif untuk menjual kaos Distro yang saya produksi sendiri, karena memang saya punya keahlian dibidang desain. Pembaca bisa melihatnya sendiri hasil kaos produksi saya. semua keuntungan tersebut saya gunakan setidaknya dapat menambal biaya pendidikan saya, setelah dicabutnya BKSM tanpa alasan yang saya tahu.
Namun apalah usaha sementara vakum karena waktu lebih tercurahkan untuk menhadapi Ujian Nasional besok 15 April. Sementara vakum tersebut disinilah terbuka lebar biaya pendidikan yang harus saya tambal.Sementara ini saya harus berjuang memperoleh BKSM tersebut lagi, dan untuk ujian sekolah saya harus rela terpisah ruangan karena memang belum dapat menambal biaya pendidikan tersebut.
Saya bisa berjuang untuk memperoleh pendidikan, karena sesuai agama kita harus selalu menuntut ilmu, menurut konstitusi, negara harus mampu menyelenggarakan pendidikan untuk semua kalangan.
Modalnya SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT
Modalnya SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT